Halaman

Kamis, 04 Oktober 2018

Perkembangan Sosial Benua Eropa

Ø PERTUMBUHAN PENDUDUK

Di Eropa, Angka Kematian Lebih Tinggi dari Kelahiran.
Pertumbuhan penduduk di Eropa berkebalikan dengan di Asia dan Afrika yang terus bertambah secara pesat. Jumlah penduduk Eropa terus menyusut dan semakin tua.
 
                                                          


Dalam laporan Demografi Eropa 2010 disebutkan, dalam beberapa tahun terakhir, tingkat kelahiran di negara-negara anggota Uni Eropa mengalami sedikit kenaikan. Rata-rata tingkat kelahiran 1,6 anak per ibu. Pemicunya diduga berubahnya pola keluarga tradisional. Kini perempuan yang tidak menikah juga melahirkan anak. Selain itu politik keluarga, dengan memberikan bantuan keuangan kepada orang tua, diperkirakan berdampak positif.

Tapi laju rata-rata kelahiran Eropa itu tetap tidak mencukupi. Untuk mempertahankan populasi penduduk pada jumlah saat ini, diperlukan rata-rata tingkat kelahiran 2,1 anak per ibu.

Di sisi lainnya, peta demografi Eropa ibaratnya menua. Umur harapan hidup rata-rata mencapai 78 tahun dan perempuan 82 tahun. Populasi manula terbanyak terdapat di Jerman, Italia dan Perancis. Semakin banyak manula, berarti semakin sedikit penduduk yang berusia produktif.
Dampaknya diungkapkan pimpinan bagian politik pendidikan dan lapangan kerja di Institut Ekonomi Jerman di kota Köln, Axel Plünnecke : “Secara umum kita dapat melihat, lewat perubahan demografi, perspektif pertumbuhan ekonomi di Eropa akan direduksi. Yang menentukan dalam ekonomi adalah, seberapa banyak kuota penduduk usia produktif pada keseluruhan populasi. Terlihat kuota warga yang bekerja terus menurun.”
Semakin meningkatnya kuota manula, mengancam runtuhnya sistem sosial.
Dampaknya terasa langsung pada sistem sosial. Di negara-negara Eropa, dimana makin sedikit warganya yang bekerja, semakin sedikit pula kontribusi yang dibayarkan ke kas pensiun atau dana sosial.
Selain itu, dalam beberapa tahun mendatang, generasi “baby boomer“, yang dilahirkan sesaat setelah berakhirnya perang dunia kedua, juga akan mulai memasuki usia pensiun. Uni Eropa memperkirakan, mulai tahun 2014 jumlah warga yang aktif bekerja akan terus menurun.



Migrasi






Diperlukan migran yang handal.
Di sisi lainnya, selain tingkat kelahiran dan umur harapan hidup, terdapat faktor berikutnya yang mempengaruhi perkembangan populasi, yakni migrasi. Laporan Demografi 2010 dari Komisi Uni Eropa menyebutkan, migrasi memberikan kontribusi terbesar bagi pertumbuhan penduduk Uni Eropa. Saat ini di Uni Eropa bermukim sekitar 20 juta warga migran.
Axel Plünnecke memandang, migrasi merupakan bagian dari solusi masalah demografi. “Migrasi adalah sebuah komponen, disamping pemanfaatan lebih baik seluruh potensi warga asli yang memang sudah ada. Dimana kita dapat melihat, bagaimana kelompok bermasalah ini dapat lebih baik diintegrasikan dalam lapangan kerja. Migrasi untuk selanjutnya dapat membantu,“ ujarnya.
Akan tetapi sejumlah pakar ekonomi dan demografi memperingatkan, migrasi tidak akan dapat mempermuda dan meningkatkan jumlah populasi pada sebuah masyarakat yang secara demografis semakin menua. Karena dimensi masalahnya telalu besar dan untuk itu diperlukan migrasi secara masif. Artinya, masyarakat Eropa sendiri yang harus berjuang keras, agar populasinya tidak terus menyusut dan semakin menua.
Daphne Grathwohl /AgusSetiawan
Editor : Andy Budiman
Tanggal 25.10.2011



Jumlah Penduduk Benua Eropa dari Tahun 1950-2013

Tahun
Jumlah Penduduk
±% Pertumbuhan Penduduk
1950
549.043.000
-
1960
605.517.000

+0,98%
1970
657.369.000
+0,83%
1980
694.510.000

+0,55%
1990
723.248.000

+0,41%
2000
729.105.000

+0,08%
2010
740.308.000
+0,15%
2013
742.452.000

+0,10%

                                                 








Bagaimana, menarik bukan. Ya ini yang sebenarnya dan pertumbuhan penduduk di eropa ternyata masih kurang.


Pengertian dan Rumus Kematian

Kematian merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk selain kelahiran dan migrasi.
Angka kematian dibedakan menjadi tiga macam yaitu angka kematian kasar, angka kematian khusus dan angka kematian bayi.

A.    Angka kematian kasar (Crude Death Rate/CDR)

Angka kematian kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
CDR dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

CDR = M/P x 1.000

Keterangan :
- CDR = Angka kematian kasar
- M      = Jumlah kematian selama satu tahun
- P        = Jumlah penduduk pertengahan tahun
- 1.000 = Konstanta

Kriteria angka kematian kasar (CDR) dibedakan menjadi tiga macam :
-          CDR kurang dari 10, termasuk kriteria rendah
-          CDR antara 10 – 20, termasuk kriteria sedang
-          CDR lebih dari 20, termasuk kriteria tinggi

B.     Angka Kematian Khusus (Age Specific Death Rate/ASDR)

Angka kematian khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun.
ASDR dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

ASDR = Mi/Pi x 1.000

Keterangan :
-       ASDR = Angka kematian khusus
-       Mi      = Jumlah kematian pada kelompok umur tertentu
-       Pi       = Jumlah penduduk pada kelompok tertentu
-       1.000  = Konstanta

C.     Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR)

Angka kematian bayi yaitu angka yang menunjukan banyaknya kematian bayi (anak yang umurnya dibawah  satu  tahun) setiap 1.000 kelahiran bayi hidup dalam satu tahun.
IMR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
 

Kriteria angka kematian bayi dibedakan menjadi berikut:
-  IMR kurang dari 35, termasuk kriteria rendah
-  IMR antara 35 sampai 75, termasuk kriteria sedang
-  IMR antara 75 sampai 125, termasuk kriteria tinggi
-  IMR lebih dari 125, termasuk kriteria sangat tinggi

Tinggi rendahnya angka kematian penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat.

1.      Faktor pendorong kematian (promortalitas)

a.   Adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya.
b.   Adanya bencana alam.
c.   Kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah.
d.  Adanya peperangan, kecelakaan dan sebagainya.
e.   Tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkuhan tidak sehat.

2.      Faktor penghambat kematian (antimortalitas)

a.   Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik.
b.   Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan.
c.   Adanya kemajuan iptep di bidang kedokteran sehingga berbagai macam penyakit dapat diobati.
d.  Adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat sehingga tidak melakukan tindakan bunuh diri atau membunuh orang lain, karena ajaran agama melarang hal tersebut.
Profil Demografi Benua Eropa

     Profil demografi menampilkan indikator demografi utama untuk periode antara 1950-2100, untuk negara atau wilayah dengan lebih dari 90.000 penduduk pada tahun 2017. Dalam semua angka, nilai untuk 1950-2015 adalah perkiraan, dan yang sesudahnya adalah proyeksi (varian sedang).

                 
















Garis putus-putus menunjukkan populasi pria atau wanita yang berlebih pada kelompok usia tertentu. Data dalam ribuan atau jutaan dan mewakili populasi di setiap kelompok umur.
Semua diagram berasal dari PBBWorld Population Prospects, the 2017 Revision

Rasio Ketergantungan Benua Eropa

Rasio ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk umur 0-14 tahun ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun ke atas (keduanyadisebut dengan bukan angkatan kerja) dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-16 tahun (angkatan kerja).

Rumus :




Dengan melihat diagram piramida yang ada diatas tadi, maka bisa dihitung rasio ketergantungan di benua Eropa (sub)total;





  
Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu Negara apakah tergolong Negara maju atau Negara sedang berkembang. Rasio ketergantungan merupakan salah satu indikator demografi yang penting.
Semakin tingginya presentase menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Sedangkan presentase yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

Ø  KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN

Sebagian besar penduduk Eropa merupakan bangsa-bangsa dari Ras Kaukasoid yang berkulit putih dan berambut pirang. Hal ini menjadi ciri khas Benua Eropa dan membedakan dari benua lain. Penduduk ini dapat dibedakan menjadi lima kelompok yaitu:
1.      Suku bangsa Nordik :
Bermata biru dan berambut sangat pirang. Mereka tinggal diwilayah utara yaitu Jerman, Belanda, dan Semenanjung Skandinavia.
2.      Suku bangsa Alpina:
Bermata coklat dan berambut pirang. Mereka tinggal diwilayah tengah, seperti Perancis, Swiss dan Belgia.
3.      Suku bangsa Mediteran :
Bermata agak kecoklatan, dan berambut hitam bergelombang. Mereka tinggal di italia, Yunani,dan Spanyol.
4.      Suku bangsa Slavia :
Bermata Abu-abu Biru, rambut pirang keputih-putihan. mereka tinggal di Bulgaria, Rusia, Slovakia, dan yugoslavia.
5.      Suku bangsa Dinara :
Berambut Gelap, suku bangsa ini tinggal di Rumania.

Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di benua Eropa.
Partisipasi Uni Eropa di dalam sektor kebudayaan merupakan perjalanan yang relatif baru, terutama setelah penandatanganan Perjanjian Maastricth pada 1992 di mana Uni Eropa diberi mandat untuk menangani suatu kebijakan untuk pengembangan budaya. Meski terdapat keterbatasan ikatan hukum, cukup mengejutkan bagaimana Uni Eropa punya rekam yang cukup atas program-program di sektor ini. Program kerja Uni Eropa untuk sektor kebudayaan sendiri dapat dilacak sejak 1970-an dan berkembang jauh pada dekade setelahnya.

 






Sejak dikembangkan pada 1977, kebijakan kebudayaan dipandang telah membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentag identitas keeropaan (European identity). Ketika itu, penyatuan orang Eropa adalah bentuk integrasi sosial dan menjadi penting dalam merespon imigran dari Timur Tengah dan Afrika. Namun, persepsi atas identitas keeropaan semakin lama mendapatkan porsi yang sedikit, meski tidak benar-benar ditinggalkan. Kemunculan persepsi ini masih dianggap relevan dalam melegitimasi suatu kebijakan luar negeri di lingkup Uni Eropa secara umum. Isinya menyatakan bagaimana keragaman budaya di dalam peradaban Eropa, yang diikat dari persamaan nilai dan prinsip hidup, menyumbang keaslian identitas Eropa dan dinamikanya sendiri. Identitas keeropaan dianggap memperkuat rasa kepemilikan masyarakat Eropa.






Dalam perkembangannya, terjadi perubahan persepsi atas pembangunan kebudayaan dalam perkembangan kebijakan kebudayaan Uni Eropa. Perubahannya mulai dari model budaya seperti apa yang disetujui, yang berorientasi ke pasar, sampai aspek pemanfaatan dari sektor kebudayaan. Hari ini kita melihat bahwa bagaimana kebijakan kebudayaan Uni Eropa diartikulasikan sebagai sesuatu yang memberi kontribusi pada daya saing ekonomi Eropa, potensi tenaga kerja, dan regenerasi masyarakat urban.
Mengacu pada Perjanjian Maastricht, khususnya di Pasal 3, kebijakan kebudayaan Uni Eropa harus mendukung rencana pengembangan kebudayaan nasional maupun regional serta menempatkan warisan budaya di garda depan. Dengan kata lain, kebijakan tersebut tidak dibuat untuk menyelaraskan negara-negara anggota EU menjadi satu identitas, melainkan untuk menjaga keberagaman antar negara.
Semangat yang diusung adalah pentingnya pertukaran budaya dan pengetahuan di dalam masyarakat Uni Eropa; promosi dan pemeliharaan warisan budaya; dan dukungan terhadap penciptaan artistik, literatur, dan audiovisual.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_Kebudayaan_Uni_Eropa
sumber gambar dari atas ke bawah : 
1. https://www.brilio.net/creator/10-negara-yang-semakin-banyak-penduduk-tuanya-daripada-yang-muda-122152.html
2. https://www.tatsachen-ueber-deutschland.de/sites/default/files/styles/article_header/public/article/header/prestige-gesellschaft_tat_2018_thema1_header_6.jpg?itok=RycU0fSe
3. http://palingseru.com/17986/7-februari-1992-uni-eropa-diresmikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar